JejakInfo.com | Sosok Intan Sahmadesti bukan perempuan biasa, wanita kelahiran 1994 yang mengabdi pada SD Negeri Brang Biji ini ternyata figur andalan yang sangat kreatif dan sukses serta tak kenal lelah berinovasi. Saat ditemui media jejakntb, Minggu (31/3) Intan sangat welcome adanya dan ternyata seorang penulis buku maupun sang inspirasi di sekolah.
"Saya sebagai penggerak komunitas belajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Saya berhasil mendaftarkan komunitas belajar SD Negeri Brang Biji di PMM dan menjadi penggerak komunitas dengan jabatan sebagai ketua kombel. Tidak gampang menjadi penggerak komunitas belajar di PMM karena harus menyelesaikan pelatihan mandiri dan memperoleh sertifikat,” ungkapnya memulai.
Intan juga ternyata telah mengantongi sertifikat aksi nyata dari Kemdikbud sebagai bukti nyata melakukan tindakan nyata membelajarkan peserta didik.
“Biasanya, yang kerja aksi nyata di PMM adalah guru penggerak atau calon guru penggerak. Namun, saya saat masih baru lulus PPPK sudah kerja aksi nyata di pelatihan mandiri PMM. Hal tersebut disebabkan oleh tanggung jawab saya dan sudah ada sertifikatnya. Sekarang semua orang kerjakan aksi nyata karena ada point untuk kinerja ASN guru. Sementara itu, semenjak aksi nyata itu tidak ada hubungan dengan point-point … sudah saya kerjakan,” sambungnya.
Sebelum ada hubungan dengan point di RHK. Saya sudah buat aksi nyata. Ini salah satu sertifikatnya,” bebernya.
“Saya sudah upload 4 aksi nyata di bulan Maret 2024. Tinggal tunggu divalidasi saja. Setelah validasi, baru terbit sertifikat dan didownload lagi,” tulisnya di whatsapp menambahkan.
Sebelumnya, Ia mengabdi di SMA Negeri 2 Sumbawa Besar dan sempat menjadi guru pembina KIR pada tingkat satuan SMA.
“ya dulunya sih, sekarang saya sudah ASN dan fokus di SD aja dach,” timpalnya.
Selain itu, agar dalam mengajar dan situasi KBM berlangsung nyaman, Intan punya kiat membuat dan menyusun buku untuk anak sekolah yakni buku fiksi sains agar pembelajaran menyenangkan.
Selain aktif dan kreatif diberbagai kegiatan pendidikan ternyata Intan rajin menulis buku, salah satu karyanya yang lagi ngetren adalah Si Udik.
” Saya sudah buat buku fiksi sains yang berjudul Si Udik [Pikiran Seringkali Lebih Panas Dibandingkan Api] dan dalam waktu dekat akan segera meluncurkan buku keduanya,” bebernya.
Buku karangan Intan setebal 46 halaman tersebut kini telah mengantongi ISBN dengan nomor 978-623-99082-4-9 dan hak cipta serta legitimasi yang sangat kuat dari kementerian.
“Untuk buku kedua saya akan segera meluncur bang, lagi cari cara … bagaimana memasarkan buku secara online termasuk tengah menjajaki desain ilustratornya karena ada penjelasan kimia fisik yang butuh ilustrasi. Saya juga butuh jasa yang bisa memasarkan buku saya itu secara online,” beber Intan pada jejakntb.
Masih Intan, Ia tidak kecewa belum mengantongi status sebagai guru penggerak akan tetapi dirinya bertekad terus untuk meraihnya sesuai harapan dan cita-cita.
“Saya bukan guru penggerak karena syarat untuk menjadi guru penggerak harus minimal mengajar 5 tahun. Saya belum memenuhi,” jujurnya.
Saat ditanya seperti apa keinginannya kedepan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa, gadis berbintang Capricorn ini santai menjawabnya.
“Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa, Ia berharap agar Bupati terpilih bekerjasama dengan penerbit dan menyediakan jasa penerbitan gratis atau memberikan diskon berupa potongan harga penerbitan untuk guru yang hendak menerbitkan karyanya sebagai bentuk apresiasi.
“Itu harapan saya, apalagi karya buku ini dapat berguna untuk anak didik,” terang gadis berbintang Capricorn penyuka olahraga ini pada media.
Ketika ditanya apakah buku karya guru akan ada peluang untuk dimanfaatkan dan dibeli PEMDA?
“Saya berharap seperti itu, perlu ada reward bagi yang berkinerja dan berprestasi,”ucapnya.
Ia mencontohkan secara sederhana,
“misal sekolah bisa membeli dengan anggaran BOS walaupun dibeli untuk 3 buku gpp. jadi, kesannya akan memunculkan penulis hebat Sumbawa,” semangatnya.
Intan berharap buku hasil karangannya itu benar-benar dipakai dan dimanfaatkan.
“Kalau tidak bisa menjadi pegangan dalam KBM, Ia berharap bukunya tetap dibeli oleh PEMDA atau sekolah-sekolah sebagai bahan literasi murid di perpus sekolah,” papar Intan.
Ditanya Soal kurikulum yang lagi heboh akan diganti, dipertahankan atau tidak, wanita cerdas ini menambahkan,
“kurikulum dipertahankan dan diganti juga nggak apa-apa tergantung pemilik kebijakan dalam hal pergantian kurikulum.
Tatkala ditanya terkait dinamika perubahan kurikulum sebagai ujung tombak, Intan menegaskan
“tidak ada kurikulum yang sangat baik. Kurikulum sejatinya bersifat dinamis dan sesuai dengan perkembangan zaman dan keadaan murid. Jadi, tidak menutup kemungkinan akan ada lagi pergantian kurikulum namun saya setuju dengan kumer (kurikulum merdeka),” pungkasnya.(***)